Perairan Maluku kembali dirundung duka. Kecelakaan speedboat Dua Nona pada Kamis malam, 2 Januari 2025, telah merenggut delapan nyawa dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat. Kejadian ini menjadi sorotan tajam, mengungkap kerentanan sistem keselamatan pelayaran di wilayah kepulauan yang rentan terhadap cuaca ekstrem.

Speedboat Dua Nona, yang dalam perjalanan dari Pulau Manipa menuju Pelabuhan Tahoku di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, mengalami kecelakaan sekitar pukul 18.00 WIT. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menerjang perairan tersebut menjadi penyebab utama tragedi ini. Diduga, lambung speedboat tak mampu menahan terjangan ombak besar, mengakibatkan kapal patah dan akhirnya tenggelam.

Detik-detik mencekam saat speedboat Dua Nona tergulung ombak besar menjadi gambaran nyata betapa rawannya pelayaran di perairan Maluku. Para penumpang yang panik berjuang menyelamatkan diri di tengah ganasnya gelombang dan gelapnya malam. Beberapa berhasil meraih pelampung, sementara yang lain terombang-ambing di tengah laut yang gelap dan bergelombang.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud, dan masyarakat setempat langsung dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR). Proses evakuasi berlangsung sulit dan penuh tantangan, mengingat kondisi cuaca yang masih buruk dan luasnya area pencarian. Hingga Jumat pagi, 3 Januari 2025, tim SAR berhasil menemukan delapan jenazah korban. Proses identifikasi dan penyerahan jenazah kepada keluarga masih berlangsung.

Selain delapan korban meninggal, sejumlah penumpang lainnya berhasil diselamatkan. Namun, beberapa di antara mereka mengalami luka-luka dan trauma akibat kejadian tersebut. Mereka mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan terdekat. Kondisi kesehatan para korban selamat terus dipantau oleh tim medis.

Tragedi ini bukan hanya sekadar kecelakaan laut biasa. Kejadian ini mengungkap celah besar dalam sistem keselamatan pelayaran di Maluku. Kondisi cuaca ekstrem yang sering terjadi di wilayah ini menjadi ancaman serius bagi keselamatan para penumpang speedboat. Kapal-kapal kecil dan speedboat seringkali menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat di kepulauan, sehingga kerentanan terhadap kecelakaan laut sangat tinggi.

Investigasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan dan memastikan tidak ada kelalaian atau pelanggaran prosedur keselamatan yang terjadi. Penting untuk memeriksa kelaikan speedboat Dua Nona, termasuk kondisi mesin, lambung kapal, dan kelengkapan keselamatan seperti pelampung dan alat komunikasi. Selain itu, perlu diteliti apakah prosedur keselamatan pelayaran telah dipatuhi dengan baik oleh nahkoda dan kru kapal.

Kejadian ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan keselamatan pelayaran. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kondisi cuaca, menggunakan jaket pelampung, dan memilih moda transportasi yang aman sangat penting. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran keselamatan pelayaran juga perlu dilakukan untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa mendatang.

Tragedi speedboat Dua Nona menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Maluku. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu memprioritaskan keselamatan dalam setiap perjalanan laut. Doa dan belasungkawa kami sampaikan kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Semoga kejadian ini juga menjadi momentum untuk memperbaiki dan memperkuat sistem keselamatan pelayaran di Maluku.